"Diphtheria: Preventable, Manageable and Defeatable"
Hingga November 2017, menurut
Kementerian Kesehatan terdapat 20 provinsi yang telah melaporkan adanya difteri
dengan 593 kasus dan 32 kematian. Secara nasional, kasus difteri di Aceh berada di
peringkat ke-2 provinsi dengan pasien difteri terbanyak. Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae. Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dengan
mudah, terutama bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Penderita difteri umumnya anak-anak dengan rentang
usia di bawah 15 tahun. Dilaporkan 10 % kasus difteri dapat berakibat fatal,
yaitu sampai menimbulkan kematian.
Untuk
itu, Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala yang tergabung dalam Asian Medical Students’ Association (AMSA) Universitas Syiah Kuala
menyelenggarakan simposium bertajuk difteri pada hari Minggu, 11 Maret 2018
lalu dan merupakan kegiatan simposium pertama yang diselenggarakan oleh
AMSA-Universitas Syiah Kuala. Kegiatan ini bertempat di Aula D Gedung Kemenkeu
Aceh, Banda Aceh. Pada kegiatan ini, kami mengangkat topik yang sedang hangat
dibicarakan oleh kalangan masyarakat umum, yaitu berjudul “Raising Awareness of Diphtheria ‘Diphtheria: Preventable, Manageable, and
Defeatable’”.
Pada
simposium ini, kami turut mengundang tiga orang dokter sebagai pemateri, yaitu Dr.
dr. Kurnia Fitri Jamil, M.Kes, Sp.PD-KPTI FINASIM yang membahas mengenai “Peran Imunisasi (Td) Pada Orang Dewasa”,
Dr. dr. Herlina Dimiati, Sp.A(K) membahas mengenai “Komplikasi Difteri Pada Jantung”, dan juga dr. Raihan, Sp.A(K)
yang membahas mengenai “Update Difteri:
Diagnosis, Tatalaksana, dan Pencegahan”.
Acara
ini diadakan bertujuan untuk memberikan manfaat yang sangat luar biasa bagi
tenaga kerja kesehatan dan masyarakat pada umumnya, serta berguna sebagai suatu
langkah nyata dalam upaya mengurangi dampak difteri di Aceh melihat tingginya
kematian akibat penyakit difteri di Aceh. Acara ini juga tidak hanya terbuka
untuk tenaga kerja kesehatan, tetapi juga dapat diikuti oleh masyarakat umum
yang ingin menambah ilmu pengetahuan seputar tentang difteri.
They Call It Organization, We Call It Family
VIVA AMSA
0 comments